Rabu, 21 Januari 2015

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA MUTU DI SD “X”

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA MUTU DI SD “X”

Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah :
Kepemimpinan Kependidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiningsih, M. Pd.

LoGo Uin Baru.jpg

Disusun oleh:

Alfian Huda               NIM: 14480092





PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam peningkatan mutu pendidikan atau mutu sekolah, setiap lembaga pendidikan senantiasa berusaha meningkatakan mutu lulusan, karena untuk menghasilkan lulusan yang bermutu diperoleh melalui proses pendidikan yang bermutu. Proses peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan diperoleh melalui proses yang tidak instan melainkan proses berkesinambungan yang diwujudkan budaya mutu sekolah. Pada proses pengembangan budaya mutu sekolah sendiri, kepala sekolah memilki peranan yang sangat penting.
Bedasarkan hasil penelitian di SD “X” menunjukan bahwa kepemimpinan seorang kepala sekolah berperan aktif dalam proses pengembangan budaya mutu sekolah, di mana sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan kepala sekolah harus mampu menjadi orang terdepan dalam perwujudan visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepala sekolah juga mempunyai peran dalam mempengaruhi arah dan orientasi perubahan dan perkembangan budaya mutu sekolah.
Oleh karena itu, melalui penulisan makalah ini penulis mencoba memaparkan terkait kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu sekolah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan dan budaya mutu?
2.      Bagaimana pentingnya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya mutu?
3.      Bagaimana peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya mutu?
4.      Bagaimana hubungan kepemimpinan Kepala Sekolah dan budaya mutu sekolah?
5.      Bagaimana strategi (langkah-langkah) dalam melakukan pengembangan budaya mutu sekolah.
C.    Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan pengertian tentang kepemimpinan dan budaya mutu.
2.      Menjelaskan tentang pentingnya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya mutu.
3.      Menjelaskan tentang peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya mutu.
4.      Menjelaskan tentang hubungan kepemimpinan Kepala Sekolah dan budaya mutu sekolah.
5.      Menjelaskan tentang strategi (langkah-langkah) dalam melakukan pengembangan budaya mutu sekolah.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepemimpinan dan Budaya Mutu
Kepemimpinan merupakan merupakan suatu tindakan atau aktifitas kegiatan untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.[1]
Nawawi (1988) dalam Shulhan (2013) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kemampuan menggerakan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang dilakukan.
      Sementara pengertian budaya mutu adalah sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk keberlangsungan dan keberlanjutan perbaikan mutu.[2] Purnama (2006) dalam Mulyadi (2010) mengemukakan bahwa budaya mutu terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur, dan harapan tentang promosi mutu.
B.     Pentingnya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu
Dalam mengembangan budaya mutu kepemimimpinan kepala sekolah memilki peranan penting, di mana tanggung jawab kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun budaya mutu adalah strategis, dan tuntutan terhadap peningkatan dan perbaikan mutu sekolah yang semakin tinggi.[3] Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu merupakan upaya untuk mensinergikan semua komponen organisasi untuk berkomitmen pada mutu sekolah.[4] Sementara Timpe (1987) dalam Mulyadi (2010) berpendapat bahwa dalam menciptakan budaya mutu menuntut kepemimpinan transformasional, yaitu kepemimpinan yang memiliki kemampuan penciptaan bayangan masa depan (memiliki gambaran masa depan sekolah yang ideal dan sekolah yang efektif) dan dapat memuaskan stakeholders.
Caldwell & Spink (1992) dalam Mulyadi (2010) berpendapat bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam pengengembangan budaya mutu meliputi dua unsur utama, yaitu:
1.      Bangunan budaya (cultural building), meliputi visi, misi, tujuan, nilai dan keyakinan, sistem penghargaan, hubungan emosional dan sosial serta desain organisasi.
2.      Bangunan pribadi (personal building), yang berupa pemodelan peran, meliputi perilaku pribadi, perilaku pemimpin, dan tindakan administrasi.
C.    Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu
Menurut Ki Hajar Dewantara peran pemimpin dalam mengembangkan budaya mutu, meliputi:[5]
1.      Ing Ngarso Sung Tuladha
Ing Ngarso Sung Tuladha, yaitu seorang pemimpin harus berada di depan sebagai tokoh teladan.
2.      Ing Madya Mangun Karsa
Ing Madya Mangun Karsa, yaitu seorang pemimpin berada di tengah-tengah bersama-sama dengan pengikutnya membangkitkan keyakinan dasar (core beliefs) dan nilai dasar (core values) agar para pengikutnya tetap bersemangat tinggi dalam mewujudkan  visi organisasi.
3.      Tut Wuri Handayani
Tut Wuri Handayani, yaitu seorang pemimpin berada di belakang anggota organisasi untuk melakukan pemberdayaan terhadap pengikutnya melalui pendidikan, pelatihan, penyediaan teknologi memadai serta dukungan yang berupa sumber daya yang diperlukan oleh pengikut untuk mewujudkan visi dan dukungan moral berupa pemberian semangat kepada pengikut.
Sementara menurut Edward Sallis (2006) dalam Mulyadi (2010) berpendapat bahwa peranan utama pemimpin pendidikan dalam menciptakan budaya mutu sekolah adalah:
1.      Memiliki visi yang jelas mengenai mutu terpadu organisasinya.
2.      Memiliki komitmen yang jelas mengenai perbaikan mutu.
3.      Mengkomunikasikan perbaikan mutu.
4.      Menjamin kebutuhan pelanggan sebagai pusat kebijakan dan pekerjaan organisasi.
5.      Menjamin tersedianya saluran yang cukup untuk menampung suara pelanggan.
6.      Memimpin pengembangan staff.
7.      Bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menghadapi kesalahan staff.
8.      Mengarahkan inovasi organisasi.
9.      Menjamin kejelasan struktur organisasi menegaskan tanggung jawab dan memberikan pendelegasian yang cocok dan maksimal.
10.  Memiliki sikap teguh untuk mengeluarkan penyimpangan dari budaya organisasi.
11.  Membangun budaya kelompok kerja aktif
12.  Membangun mekanisme yang sesuai untuk memantau mengevaluasi keberhasilan.
D.    Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Mutu Sekolah
Stone dan Wilson (1985) dalam Mulyadi (2010) menegaskan bahwa kepala sekolah dalam menciptakan budaya mutu sekolah/organisasi yang sehat dapat melakukan beberapa hal yang terkait dengan fungsi kepemimpinannya, yaitu:
1.      Principal can manage the flow of stories and other informations in their school (Prinsip dapat mengatur lajunya sejarah dan serta berbagai informasi di sekolah mereka).
2.      The pricipal can create and manipulate symbol and rituals (Prinsip mampu menciptakan dan memanipulasi simbol-simbol dan ritual-ritual).
3.      The principal can be an active communicator of the cultural (Prinsip juga bisa menjadi jembatan komunikasi kebudayaan secara aktif)
4.      Principals must have high energy levels and consideriable self-conciousness to influence the culture of their school (Prinsip harus memiliki tingkat energi yang tinggi serta kesadaran tinggi yang patut dipertimbnagakan untuk mempengaruhi sebuah kebudayaan dalam sekolah).
Edward Sallis (2006) dalam Mulyadi (2010) menggambarkan sebuah hubungan budaya mutu dan kepemimpinan ke dalam sebuah tabel berikut:

Pemimpin Organisasi
Keyakinan, nilai, visi, dan diri

Intangable:
Pribadi pemimpin, sikap terhadap kritis keputusan organisatoris

Tangable:
Struktur organisasi, system manajemen fasilitas, pernyataan-pernyataan formal

Budaya Mutu Organisasi
            Gambar 2.1. Rangkaian Pemimpin dalam Membentuk Budaya Mutu
           Sekolah/Organisasi.[6]
Kemampuan seorang pemimpin dalam mengembangkan budaya mutu sekolah yang kuat tidak lepas dari keyakinan, nilai dan perilaku yang dikembangkan kepala sekolah untuk melakukan perbaikan mutu berkelanjutan. Dapat dipahami bahwa hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mutu sekolah/organisasi merupakan hubungan transformatif dan konstruktif, di mana kepala sekolah mempunyai peran dan mempengaruhi arah dan orientasi perubahan dan perkembangan budaya mutu sekolah.[7]
E.     Strategi (Langkah-Langkah) dalam Melakukan Pengembangan Budaya Mutu Sekolah.
Perbaikan mutu berkesinambungan adalah ciri manajemen pengendalian mutu. Oleh karena itu, untuk mengembangkan budaya mutu sekolah, kepala sekolah dituntut untuk terus mengadakan perbaikan mutu secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Bounds (1994) dalam Mulyadi (2010) berpendapat jika perbaikan mutu pendidikan berkesinambungan mengacu kepada Siklus Deming (Deming Cycle), maka langkah-langkahnya:
1.      Mengadakan riset pelanggan dan menggunakan hasilnya untuk perencanaan produk pendidikan (plan).
2.      Menghasilkan produk pendidikan melalui proses pembelajaran (do).
3.      Memeriksa produk pendidikan melalui evaluasi pendidikan/evaluasi pembelajaran (check).
4.      Memasarkan produk pendidikan dan menyerahkan lulusannya kepada orang tua atau masyarakat, pendidikan lanjut, pemerintah dan dunia usaha (action).
5.      Menganalisis bagaimana produk tersebut diterima di pasar, baik pada pendidikan lanjut ataupun di dunia usaha dalam hal kualitas, biaya dan kriteria lainnya (analyze).






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam pengembangan budaya mutu sekolah, karena kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu merupakan upaya untuk mensinergikan semua komponen organisasi untuk berkomitmen pada mutu sekolah. Kemampuan seorang kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu sekolah yang kuat tidak lepas dari keyakinan, nilai dan perilaku yang dikembangkan kepala sekolah untuk melakukan perbaikan mutu berkelanjutan. Dapat dipahami bahwa hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mutu sekolah/organisasi merupakan hubungan transformatif dan konstruktif, di mana kepala sekolah mempunyai peran dan mempengaruhi arah dan orientasi perubahan dan perkembangan budaya mutu sekolah
B.     Saran
Menurut penulis dalam proses pengembangan budaya mutu sekolah, kepala sekolah dapat menerapkan prinsip kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Sehingga dalam pengembangan budaya mutu sekolah seorang pemimpin harus berada di depan sebagai tokoh teladan, berada di tengah-tengah bersama-sama dengan pengikutnya membangkitkan keyakinan dasar (core beliefs) dan nilai dasar (core values) agar para pengikutnya tetap bersemangat tinggi dalam mewujudkan visi organisasi, dan berada di belakang anggota organisasi untuk melakukan pemberdayaan terhadap pengikutnya.





DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu. Malang: UIN-Maliki Press. 2010
Shulhan, Muwahid. Model Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Yogyakarta: Teras. 2013


[1] Muwahid Shulhan, Model Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, (Yogyakarta: Teras, 2013), hlm. 10.
[2] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 111-112.
[3] Ibid., hlm. 130
[4] Ibid., hlm. 130.
[5] Ibid., hlm. 146-148.
[6] Ibid., hlm. 151.
[7] Ibid., hlm. 154.

1 komentar:

  1. The Ultimate Guide to Casino Site » Get Lucky Club
    Find all the luckyclub.live info you need about the world's top gambling sites, from games and bonuses to the best live casino sites available. Lucky Club is your

    BalasHapus