KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA MUTU DI SD “X”
Tugas ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah :
Kepemimpinan Kependidikan
Dosen Pengampu : Dr.
Istiningsih, M. Pd.
Disusun oleh:
Alfian Huda NIM: 14480092
PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
peningkatan mutu pendidikan atau mutu sekolah, setiap lembaga pendidikan
senantiasa berusaha meningkatakan mutu lulusan, karena untuk menghasilkan
lulusan yang bermutu diperoleh melalui proses pendidikan yang bermutu. Proses
peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan diperoleh
melalui proses yang tidak instan melainkan proses berkesinambungan yang
diwujudkan budaya mutu sekolah. Pada proses pengembangan budaya mutu sekolah
sendiri, kepala sekolah memilki peranan yang sangat penting.
Bedasarkan
hasil penelitian di SD “X” menunjukan bahwa kepemimpinan seorang kepala sekolah
berperan aktif dalam proses pengembangan budaya mutu sekolah, di mana sebagai
pemimpin dalam lembaga pendidikan kepala sekolah harus mampu menjadi orang
terdepan dalam perwujudan visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepala sekolah juga
mempunyai peran dalam mempengaruhi arah dan orientasi perubahan dan
perkembangan budaya mutu sekolah.
Oleh karena
itu, melalui penulisan makalah ini penulis mencoba memaparkan terkait
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu sekolah.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan dan budaya mutu?
2.
Bagaimana pentingnya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan
budaya mutu?
3.
Bagaimana peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya
mutu?
4.
Bagaimana hubungan kepemimpinan Kepala Sekolah dan budaya mutu sekolah?
5.
Bagaimana strategi (langkah-langkah) dalam melakukan pengembangan budaya
mutu sekolah.
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Menjelaskan pengertian tentang kepemimpinan dan budaya mutu.
2.
Menjelaskan tentang pentingnya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan
budaya mutu.
3.
Menjelaskan tentang peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan
budaya mutu.
4.
Menjelaskan tentang hubungan kepemimpinan Kepala Sekolah dan budaya mutu
sekolah.
5.
Menjelaskan tentang strategi (langkah-langkah) dalam melakukan
pengembangan budaya mutu sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepemimpinan dan Budaya Mutu
Kepemimpinan
merupakan merupakan suatu tindakan atau aktifitas kegiatan untuk mempengaruhi
dan menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.[1]
Nawawi (1988)
dalam Shulhan (2013) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
menggerakan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia
melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian
mengambil keputusan tentang kegiatan yang dilakukan.
Sementara pengertian budaya mutu adalah
sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk
keberlangsungan dan keberlanjutan perbaikan mutu.[2]
Purnama (2006) dalam Mulyadi (2010) mengemukakan bahwa budaya mutu terdiri dari
nilai-nilai, tradisi, prosedur, dan harapan tentang promosi mutu.
B.
Pentingnya
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu
Dalam
mengembangan budaya mutu kepemimimpinan kepala sekolah memilki peranan penting,
di mana tanggung jawab kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun budaya mutu
adalah strategis, dan tuntutan terhadap peningkatan dan perbaikan mutu sekolah
yang semakin tinggi.[3]
Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu merupakan upaya
untuk mensinergikan semua komponen organisasi untuk berkomitmen pada mutu
sekolah.[4]
Sementara Timpe (1987) dalam Mulyadi (2010) berpendapat bahwa dalam menciptakan
budaya mutu menuntut kepemimpinan transformasional, yaitu kepemimpinan yang
memiliki kemampuan penciptaan bayangan masa depan (memiliki gambaran masa depan
sekolah yang ideal dan sekolah yang efektif) dan dapat memuaskan stakeholders.
Caldwell &
Spink (1992) dalam Mulyadi (2010) berpendapat bahwa kepemimpinan kepala sekolah
dalam pengengembangan budaya mutu meliputi dua unsur utama, yaitu:
1.
Bangunan budaya (cultural building), meliputi visi, misi, tujuan,
nilai dan keyakinan, sistem penghargaan, hubungan emosional dan sosial serta
desain organisasi.
2.
Bangunan pribadi (personal building), yang berupa pemodelan peran,
meliputi perilaku pribadi, perilaku pemimpin, dan tindakan administrasi.
C.
Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu
Menurut Ki
Hajar Dewantara peran pemimpin dalam mengembangkan budaya mutu, meliputi:[5]
1.
Ing Ngarso Sung Tuladha
Ing Ngarso Sung Tuladha, yaitu seorang pemimpin harus berada di depan
sebagai tokoh teladan.
2.
Ing Madya Mangun Karsa
Ing Madya Mangun Karsa, yaitu seorang pemimpin berada di tengah-tengah
bersama-sama dengan pengikutnya membangkitkan keyakinan dasar (core beliefs)
dan nilai dasar (core values) agar para pengikutnya tetap bersemangat
tinggi dalam mewujudkan visi organisasi.
3.
Tut Wuri Handayani
Tut Wuri Handayani, yaitu seorang pemimpin berada di belakang anggota organisasi untuk
melakukan pemberdayaan terhadap pengikutnya melalui pendidikan, pelatihan,
penyediaan teknologi memadai serta dukungan yang berupa sumber daya yang
diperlukan oleh pengikut untuk mewujudkan visi dan dukungan moral berupa pemberian
semangat kepada pengikut.
Sementara menurut Edward Sallis (2006) dalam Mulyadi
(2010) berpendapat bahwa peranan utama pemimpin pendidikan dalam menciptakan
budaya mutu sekolah adalah:
1.
Memiliki visi yang jelas mengenai mutu terpadu organisasinya.
2.
Memiliki komitmen yang jelas mengenai perbaikan mutu.
3.
Mengkomunikasikan perbaikan mutu.
4.
Menjamin kebutuhan pelanggan sebagai pusat kebijakan dan pekerjaan
organisasi.
5.
Menjamin tersedianya saluran yang cukup untuk menampung suara pelanggan.
6.
Memimpin pengembangan staff.
7.
Bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menghadapi kesalahan staff.
8.
Mengarahkan inovasi organisasi.
9.
Menjamin kejelasan struktur organisasi menegaskan tanggung jawab dan
memberikan pendelegasian yang cocok dan maksimal.
10. Memiliki sikap teguh untuk mengeluarkan penyimpangan
dari budaya organisasi.
11. Membangun budaya kelompok kerja aktif
12. Membangun mekanisme yang sesuai untuk memantau
mengevaluasi keberhasilan.
D.
Hubungan
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Mutu Sekolah
Stone dan Wilson (1985) dalam Mulyadi (2010) menegaskan
bahwa kepala sekolah dalam menciptakan budaya mutu sekolah/organisasi yang
sehat dapat melakukan beberapa hal yang terkait dengan fungsi kepemimpinannya,
yaitu:
1.
Principal can manage the flow of stories and other informations in their
school (Prinsip dapat mengatur
lajunya sejarah dan serta berbagai informasi di sekolah mereka).
2.
The pricipal can create and manipulate symbol and rituals (Prinsip mampu menciptakan dan memanipulasi
simbol-simbol dan ritual-ritual).
3.
The principal can be an active communicator of the cultural (Prinsip juga bisa menjadi jembatan komunikasi
kebudayaan secara aktif)
4.
Principals must have high energy levels and consideriable
self-conciousness to influence the culture of their school (Prinsip harus memiliki tingkat energi yang tinggi
serta kesadaran tinggi yang patut dipertimbnagakan untuk mempengaruhi sebuah
kebudayaan dalam sekolah).
Edward Sallis (2006) dalam Mulyadi (2010)
menggambarkan sebuah hubungan budaya mutu dan kepemimpinan ke dalam sebuah
tabel berikut:
Pemimpin Organisasi
|
Keyakinan, nilai, visi, dan diri
|
Intangable:
Pribadi pemimpin, sikap terhadap kritis keputusan
organisatoris
|
|
Tangable:
Struktur organisasi, system manajemen fasilitas,
pernyataan-pernyataan formal
|
Budaya Mutu Organisasi
|
Gambar 2.1. Rangkaian Pemimpin dalam Membentuk Budaya Mutu
Sekolah/Organisasi.[6]
Kemampuan seorang pemimpin dalam mengembangkan
budaya mutu sekolah yang kuat tidak lepas dari keyakinan, nilai dan perilaku
yang dikembangkan kepala sekolah untuk melakukan perbaikan mutu berkelanjutan.
Dapat dipahami bahwa hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mutu
sekolah/organisasi merupakan hubungan transformatif dan konstruktif, di mana
kepala sekolah mempunyai peran dan mempengaruhi arah dan orientasi perubahan
dan perkembangan budaya mutu sekolah.[7]
E.
Strategi
(Langkah-Langkah) dalam Melakukan Pengembangan Budaya Mutu Sekolah.
Perbaikan mutu berkesinambungan adalah ciri
manajemen pengendalian mutu. Oleh karena itu, untuk mengembangkan budaya mutu
sekolah, kepala sekolah dituntut untuk terus mengadakan perbaikan mutu secara
berkelanjutan dan berkesinambungan. Bounds (1994) dalam Mulyadi (2010)
berpendapat jika perbaikan mutu pendidikan berkesinambungan mengacu kepada
Siklus Deming (Deming Cycle), maka langkah-langkahnya:
1.
Mengadakan riset pelanggan dan menggunakan hasilnya untuk perencanaan
produk pendidikan (plan).
2.
Menghasilkan produk pendidikan melalui proses pembelajaran (do).
3.
Memeriksa produk pendidikan melalui evaluasi pendidikan/evaluasi
pembelajaran (check).
4.
Memasarkan produk pendidikan dan menyerahkan lulusannya kepada orang tua
atau masyarakat, pendidikan lanjut, pemerintah dan dunia usaha (action).
5.
Menganalisis bagaimana produk tersebut diterima di pasar, baik pada
pendidikan lanjut ataupun di dunia usaha dalam hal kualitas, biaya dan kriteria
lainnya (analyze).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki peranan
penting dalam pengembangan budaya mutu sekolah, karena kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengembangkan budaya mutu merupakan upaya untuk mensinergikan
semua komponen organisasi untuk berkomitmen pada mutu sekolah. Kemampuan
seorang kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu sekolah yang kuat tidak
lepas dari keyakinan, nilai dan perilaku yang dikembangkan kepala sekolah untuk
melakukan perbaikan mutu berkelanjutan. Dapat dipahami bahwa hubungan
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mutu sekolah/organisasi merupakan
hubungan transformatif dan konstruktif, di mana kepala sekolah mempunyai peran
dan mempengaruhi arah dan orientasi perubahan dan perkembangan budaya mutu
sekolah
B.
Saran
Menurut penulis dalam proses pengembangan budaya
mutu sekolah, kepala sekolah dapat menerapkan prinsip kepemimpinan Ki Hadjar
Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan
Tut Wuri Handayani. Sehingga dalam pengembangan budaya mutu sekolah seorang
pemimpin harus berada di depan sebagai tokoh teladan, berada di tengah-tengah
bersama-sama dengan pengikutnya membangkitkan keyakinan dasar (core beliefs)
dan nilai dasar (core values) agar para pengikutnya tetap bersemangat
tinggi dalam mewujudkan visi organisasi, dan berada di belakang anggota
organisasi untuk melakukan pemberdayaan terhadap pengikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyadi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Mengembangkan Budaya Mutu. Malang: UIN-Maliki Press. 2010
Shulhan, Muwahid. Model Kepemimpinan Kepala
Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Yogyakarta: Teras. 2013
[1] Muwahid
Shulhan, Model Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru,
(Yogyakarta: Teras, 2013), hlm. 10.
[2] Mulyadi, Kepemimpinan
Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, (Malang: UIN-Maliki Press,
2010), hlm. 111-112.
[3] Ibid.,
hlm. 130
[4] Ibid.,
hlm. 130.
[6] Ibid., hlm.
151.
[7] Ibid., hlm.
154.
The Ultimate Guide to Casino Site » Get Lucky Club
BalasHapusFind all the luckyclub.live info you need about the world's top gambling sites, from games and bonuses to the best live casino sites available. Lucky Club is your