Kamis, 09 Oktober 2014

Makalah Makiyah dan Madaniyah dalam Ulumul Qur'an



MAKALAH
MAKKIYYAH-MADANIYYAH 
DALAM ULUMUL QUR’AN
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Al-Qur’an dan Al-Hadist
Dosen Pengampu: H. Jauhar Hatta, S. Ag, M. Ag


Disusunoleh :
KelompokV
Alfian Huda                           NIM: 14480092
Farhatun                                NIM: 14480108
Wahyu Handoko                   NIM: 14480113
Heni Musbarokah                 NIM: 14480121




PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Makkiyah dan Madaniyah dalam Ulumul Qur’an” sebagai tugas mata kuliah Al-Qur’an dan Al-Hadist.
            Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Jauhar Hatta, S.Ag, M.Ag. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Al-Qur’an dan Al-Hadist yang telah memberikan bimbingan kepada kami, sehingga makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya.
            Melalui makalah ini, kami berusaha memaparkan ilmu dalam mempelajari sejarah Al-Qur’an, di mana pembahasan pada makalah ini lebih menekankan pada tahap-tahap Al-Qur’an diturunkan, khususnya pembahasan pada kota atau tempat Al-Qur’an diturunkan yaitu di Makkah dan di Madinah yang pada akhirnya muncul istilah Makkiyah dan Madaniyah. Tentu pemahaman tentang Makkiyah dan Madaniyah dalam Ulumul Qur’an, menjadi penting untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut. Oleh sebab itu kami berharap makalah ini bisa bermanfaat khusunya dalam memahami tentang Makkiyah dan Madaniyah dalam Ulumul Qur’an.
            Sebagai penyusun makalah ini, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, kami selaku penyusun senantiasa meminta kritik dan saran yang membangun, agar kami bisa memperbaiki penulisan kami yang selanjutnya.




Yogyakarta, 25 September 2014


Penyusun        

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mempelajari Al-Qur’an merupakan hal wajib bagi umat Islam. Dalam kita mempelajari tentang Al-Qur’an tentu tidak akan terlepas dari mempelajari sejarah ilmu Al-Qur’an itu sendiri. Pengetahuan tentang sejarah ilmu Al-Quran tentu juga akan mencakup pembahasan mengenai tahap-tahap Al-Qur’an itu diturunkan. Dalam kita mempelajari tentang tahap-tahap Al-Qur’an diturunkan, tentu akan membuat kita mengenal istilah “makiyyah” dan “madaniyyah”.
Istilah makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an menjadi penting untuk kita pelajari. Karena dengan mengetahui tentang makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an, maka secara tidak langsung kita dapat memperdalam ilmu tentang Al-Qur’an khusunya pada tahapan-tahapan Al-Qur’an diturunkan.
Oleh sebab itu, pada pembahasan makalah ini, kita akan membahas tentang makkiyah dan madaniyah, mulai dari pengertian hingga manfaat yang kita dapatkan bila kita memahami lebih jauh tentang makkiyah dan madaniyah.
B.     RumusanMasalah
Rumusan masalah yang dibahas pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.   Apakah yang dimaksud dengan makkiyah dan madaniyyah dalam ulumul qur’an?
2.   Apa manfaat mengetahui tentang ilmu makiyyah dan madaniyyah?
C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.   Menjelaskan ilmu makkiyyah dan madaniyyah dalam Ulumul Qur’an.
2.   Menjelaskan manfaat mengetahui makiyyah dan madaniyyah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
1.      Pengertian Makkiyah
      Makkiyah artinya adalah keseluruhan surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Makkah.[1] Yakni pada masa Nabi Muhammad SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhan tahun 41 dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari Milad Nabi Muhammad SAW.
2.      Pengertian Madaniyyah
      Madaniyah artinya semua surat-surat dalam Al-Qur’an  yang diturunkan di Kota Madinah. Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat yang turun ketikaNabi Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad SAW sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10 Hiiriyah.
B.     Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah
1.      Ciri-ciri Makkiyah
a)      Ciri-ciri khusus surat Makkiyah
·         Mengandung ayat-ayat Sadjah atau sajadah.[2]
·         Terdapat lafal: kalla.[3]
·         Di dalam surat-surat Makkiyah terdapat seruan dengan kalimat“ya-ayyuhannaasu” yang artinya : ”wahai manusia
·         Menceritakan kisah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah.
·         Menceritakan kisah Nabi Adam danIblis, kecuali dalam surat Al-Baqarah.
b)      Ciri-ciri umum surat Makkiyah (aghlabiyah)
·         Ayat-ayatnya pendek dan surat-suratnya pendek-pendek.
·         Lafal kuat dan keras.
·         Mengandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari kiamat, dan menggamabarkan keadaan surga dan neraka.
·         Menyeru manusia berperilaku mulia dan berjalan lapang di atas jalan kebaikan.
·         Mencela amal orang musyrik, yakni bertumpahan darah, memakan harta anak yatim, dan mengubur anak perempuan hidup-hidup.
2.      Ciri-ciri Madaniyah
a)      Ciri-ciri khusus surat Madaniyah
·         Menjelaskan tentang hukuman-hukuman tindak pidana, fara-id, hak-hak perdata, peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan.
·         Menceritakan tentang orang-orang munafik terkecuali Q.S. Al-Ankabut yang diturunkan di Makkah.
·         Kebanyakan firman Allah dalam surat-surat Madaniyah dimulai dengan lafal; “Yaayyuhalladziinaamanuu” yang artinya “wahai orang-orang yang beriman”.[4]
b)      Ciri-ciri umum surat Madaniyah
·         Surat-suratnya panjang-panjang, sebagaian ayat-ayatnya panjang-panjang, serta jelas menerangkan hukum dengan memakai uslub yang terang.
·         Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukan kepada hakikat-hakikat keagamaan.
C.    Surat-surat Makkiyah dan Madaniyah
1.      Surat-surat Makkiyah menurut tertib turunnya
Berikut ini adalah surat-surat Makiyyah menurut tertib turunnya berdasarkan keterangan sebagian ulama.
1)      Al- ‘Alaq                           44) Maryam                            
2)      Al-Qalam                          45) Thaha
3)      Al- Muzammil                   46) Al-Waqi’ah
4)      Al-Muddatsir                    47) Asy-Syura
5)      Al- Fatihah                        48) An-Naml
6)      Al- Masad (Al- Lahab)     49) Al-Qashash
7)      At-Takwir                         50) Al-Isra’
8)      Al-A’la                              51) Yunus
9)      Al-Lail                               52) Hud
10)  AL- fajr                             53) Yusuf
11)  Ad-Dhuha                         54) Al-Hijr
12)  Al-Insyirah                        55) Al-An’am
13)  Al-Ashr                             56) Ash-Shaffat
14)  Al-Adiyat                          57) Luqman
15)  Al-Kautsar                                    58) Az-Zumar
16)  At-Takatsur                       59) Saba
17)  Al- Ma’un                         60) Ghafir
18)  Al- Kafirun                       61) Fushshilat
19)  Al-Fil                                 62) Asy-Syura
20)  Al-Falaq                            63) Az-Zukhruf
21)  An-Nas                              64) Ad-Dukhan
22)  Al- Ikhlas                          65) Al-Jatsiah
23)  An-Najm                           66) Al-Ahqaf
24)  Abasa                                67) Al-Dzariyat
25)  Al-Qadar                           68) Al-Ghasyiah                     
26)  Asy-Syamsu                      69) Al-Khaf
27)  Al-Buruj                            70) An-Nahl
28)  At-Tin                               71) Nuh
29)  Al-Quraisy                                    72) Ibrahim
30)  Al-Qari’ah                         73) Al-Anbiya’
31)  Al-Qiyamah                      74) Al-Mukminun
32)  Al-Humazah                      75) As-Sajdah
33)  Al-Mursalat                       76) Ath-Thur
34)  Qaf                                                77) Al-Mulk
35)  Al-Balad                           78) Al-Haqqah
36)  Ath-Thariq                                    79) Al- Ma’arij
37)  Al-Qamar                          80) An-Naba
38)  Shad                                  81) An-Nazi’at
39)  Al-A’raf                            82) Al- Infithar
40)  Al-Jin                                83) Al-Insyiqaq
41)  Yasin                                 84) Ar-Rum
42)  Al-Furqan                          85) Al-Ankabut
43)  Fatir                                   86) Al- Muthaffifin
           Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa surat Al-Muthaffifin (Tathfif) itulah surat yang terakhir turun di Makkah.[5]
           Menurut Al-Khudhary, selain surat-surat yang telah tersebut di atas, ada juga surat-surat yang termasuk dalam golongan Makiyyah, di antaranya:
87) Az-Zalzalah                      90) Al-Insan
                             88) Ar-Ra’d                            91) Al-Bayyinah
                             89) Ar-Rahman
           Surat-surat yang lima buah tersebut ada sebagian ulama memasukannya ke dalam bagian Madaniyyah.
2.            Surat-surat Madaniyah menurut tertib turunnya ialah:
1)       Al-Baqarah                       13) Al-Munafiqun
2)      Al- Anfal                           14) Al-Mujadalah
3)      Ali-Imran                          15) Al-Hujurat
4)      Al-Ahzab                          16) At-Tahrim
5)      Al- Mumtahanah               17) At-Taghabun
6)      An-Nisa                             18) Ash-Shaf
7)      Al-Hadid                           19) Al-Jumua’ah
8)      Al- Qital( Muhammad)     20) Al-Fat-hu 
9)      Ath-Thalaq                        21) Al-Ma’idah
10)  Al- Hasyr                          22) At-Taubah
11)  An-Nur                              23) An-Nashr
12)  Al-Haj
     Menurut pendapat sebagian ahli tafsir, menetapkan bahwa surat-surat yang turun di Madinah sejumlah dua puluh delapan , di antara 23 surat di atas ditambah dengan 5 surat di bawah ini :
1)      Az –Zalzalah                                
2)      Ar-Ra”d
3)      Ar-Rahman
4)      Al-Insan
5)      Al-Bayyinah
       Ibnu Hashshar dalam kitab An-Nasikh wa al-mansukh mengatakan bahwa surat yang disepakati turunnya di Madinah sejumlah 20 surat yaitu :

1)      Al-Baqarah
2)      Ali-Imran
3)      An-Nisa
4)      Al-Maidah
5)      An-Anfal
6)      At-Taubah
7)      An-Nur
8)      Al-Ahzab
9)      Muhammad
10)  Al-Fat-Hu
11)  Al-Hujarat
12)  Al-Hadid
13)  Al Mujadalah
14)  Al-Hasyr
15)  Al-Mumtahanah
16)  Al-Jum”ah
17)  Al-Munafiqun
18)  Ath-Thalaq
19)  At-Tahrim
20)  An-Nashr


                  Surat-surat yang diperselisihkan sejumlah 11 surat yaitu :

1)      Al-Fatihah
2)      Ar-Ra’du
3)      Ar-Rahman
4)      Ash-Shaf
5)      At-Taghabun
6)      At-Tathfif
7)         Al-qadar
8)         Al bayyinah
9)         Az-Zalzalah
10)     Al-Ikhlas
11)     (Al-Mu’auwidzatani)
        Al- Falaq An-Nas

                     Selain dari ayat tersebut , disepakati turunnya di Makkah yaitu sejumlah 82 surat.
D.    Manfaat Mengetahui Ayat Makkiyah dan Madaniyah
1.      Kita dapat membedakan mana ayat Nasikh dan ayat Mansukh.[6]
2.      Mengetahui pensyairatkan hukum dan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur.
3.      Mempermudah dalam menafsirkan Al-Qur’an dan memahami pengertiannya.
4.      Mempermudah dalam menghayati ayat-ayat Al-Qur’an dan menirunya dalam menyampaikan dakwah.







BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
           Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Makkiyah adalah keseluruhan surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Makkah, yakni pada masa Nabi Muhammad SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhantahun 41 dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari Milad Nabi Muhammad SAW.
           Sementara Madaniyah adalah semua surat-surat dalam Al-Qur’an  yang diturunkan di Kota Madinah. Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat yang turun ketika Nabi Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad SAW sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10 Hiiriyah.
                 Banyak manfaat bila kita mengetahui ayat makkiyah dan madaniyah. Di antaranya kita dapat membedakan mana ayat Nasikh dan ayat Mansukh, mengetahui pensyairatkan hukum dan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur, mempermudah dalam menafsirkan Al-Qur’an dan memahami pengertiannya, serta mempermudah dalam menghayati ayat-ayat Al-Qur’an dan menirunya dalam menyampaikan dakwah.




          




DAFTAR PUSTAKA

Masyhur, Kahar. 1992. Pokok-Pokok Ulumul Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Ilmu-Ilmu Al Qur’an. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Sejarah dan PengantarIlmu Al-Qur’an dan Tafsir. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.


          [1]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an danTafsir, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 44.
[2]Ayat sadjah atau sajadah adalah ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an yang bila dibaca disunahkan bagi yang membaca dan mendengar untuk melakukan sujud tilawah.
[3]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al Qur’an, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 80.
[4]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Al Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 48.

[5]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Al Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 46.


[6]Pengertian nasikh-mansukh berasal dari kata nasakh. Secara istilah diartikan sebagai proses penghapusan atau pembatalan hukum syar’i yang telah ada untuk kemudian digantikan dengan hukum syar’i yang datang kemudian.