PERKEMBANGAN STUDI ISLAM
DI BARAT
Disusun oleh :
Alfian Huda
NIM: 14480092
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan studi Islam di barat (di negara Eropa dan Amerika) saat
ini berkembang cukup pesat. Meskipun harus diakui, saat ini kaum muslim
merupakan kaum minoritas di Eropa dan Amerika. Namun bila kita telusuri sejarah
Islam, ternyata pada abad antara 8-13 Masehi pusat studi Islam justru berada di
Spanyol yang merupakan wilayah Eropa. Pada masa itu pula umat Islam mengalami
era keemasan di bawah pimpinan Khalifah Bani Umayyah. Di mana perkembangan ilmu
pengetahuan saat itu justru lahir dari para cendikiawan-cendikiawan muslim. Ini
menjadi aneh bila melihat kenyataan yang terjadi sekarang ini banyak cendikiawan-cedikiawan
muslim yang justru belajar dari orang-orang non-muslim di Eropa maupun Amerika.Padahal
pada abad 8-13 masehi, justru orang-orang non-muslimlah yang banyak belajar
dari umat Islam tentang ilmu pengetahuan di berbagai bidang.
Dari beberapa uraian di atas tentu akan menjadi sebuah hal yang
menarik bila kita membahas tentang perkembangan studi Islam saat ini di
beberapa negara di Barat (Eropa dan Amerika). Hal ini kita butuhkan untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan perkembangan studi Islam di Eropa dan Amerika
saat ini yang notabenya umat Islam di dua benua ini merupakan kaum minoritas.
Selain itu, pembahasan mengenai studi Islam di Barat juga untuk mengetahui
latar belakang pembelajaran kajian-kajian Islam beberapa negara di Eropa dan Amerika.
Sehingga kita bisa mengetahui tujuan dari beberapa negara di Barat (Eropa dan
Amerika) membuka kajian-kajian tentang Islam, khususnya kajian-kajian Islam
yang dilakukan oleh universitas-universitas diEropa dan Amerika.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang dibahas adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
perkembangan studi Islam di Benua Eropa, khususnya di negara Inggris dan
Belanda?
2.
Bagaimana
perkembangan studi Islam di Benua Amerika, khsususnya di Amerika Serikat dan
Kanada?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan
ini adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan
perkembangan studi Islam di Benua Eropa, khususnya di negara Inggris dan
Belanda.
2.
Menjelaskan
perkembangan studi Islam di Benua Amerika, khususnya di negara Amerika Serikat
dan Kanada.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Studi Islam di Inggris dan Belanda
1.
Inggris
Di
Inggris, salah satu pusat studi Islam berada di Kota London. Di
London,
pusat studi Islam digabungkan dalam School of Oriental and African Studies, yakni
fakultas mengenai studi ketimuran dan Afrika. Di mana di dalamnya memuat
berbagai jurusan bahasa dan kebudayaan di Asia dan Afrika. Salah satu progam
studinya adalah progam MA tentang masyarakat dan budaya Islam yang dapat
dilanjutkan ke jenjang doktor.[1]
2.
Belanda
Perkembangan
studi Islam menjadi kajian yang cukup intens di Leiden University, Belanda.
Perguruan tinggi ini ini memiliki koleksi perpustakaan kajian Islam yang
memadai. Bahkan di perpustakaan Leiden University ini memiliki
manuskrip-manuskrip tentang Islam, yang di beberapa negara asalnya sudah tidak
terurus, bahkan hilang. Banyak calon dosen dari perguruan-perguruan tinggi
Islam di Indonesia yang dikirim untuk melanjutkan studi di universitas ini.[2]
Pada
perkembangan terhadap kajian-kajian keislaman, Leiden University juga melakukan
kerja sama dengan beberapa instansi. Salah satu kerja samanya adalah kerja sama
dengan Departemen Agama Republik Indonesia. Kerja sama ini dinamakan dengan Indonesian-Nederlands
Cooperations in Islamic Studies (INIS). Dari kerja sama INIS ini telah
melahirkan hasil-hasil penelitian Islam di Indonesia. Bahkan, telah banyak
dikirim para dosen dari Belanda untuk mengajar di perguruan-perguruan tinggi di
Indonesia. Di antara dosen tersebut adalah Karel Stenbrink (1988-1991), Martin Van Bruinessen (1991-1994), dan Johan
Hendrik Moulemen (1994-1998).
B.
Perkembangan Studi Islam di Amerika Serikat dan Kanada
1.
Amerika Serikat
Kajian-kajian keislaman menjadi sebuah
kebutuhan di lembaga-lembaga perguruan tinggi di Amerika Serikat. Di Amerika,
pada umumnya, studi-studi Islam lebih menekankan pada studi sejarah Islam,
bahasa-bahasa Islam selain Arab, sastra dan ilmu-ilmu sosial yang berada di
Pusat Studi Timur Tengah atau Timur Dekat.[3]Studi
tentang keislaman di Amerika Serikat sendiri pertama kali dicetuskan oleh Prof.
Mahmoud Ayyoub. Beliau merupakan tokoh utama penggagas tentang kajian Islam
yang cukup intens untuk mewujudkan kajian islam di Temple University, Amerika
Serikat.
Prof. Mahmoud Ayyoub juga pernah
merekomendasikan Alwi Shihab, salah seorang mahasiswa asal Indonesia untuk
belajar di Temple University. Hingga selesai merampungkan studi, Alwi Shihab
pernah menjadi anggota peneliti Harvout
Seminary dalam beberapa tahun. Kemudian ia kembali ke Indonesia untuk
berkiprah di kancah politik dan sempat menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB).
Melalui studi Islam ini, Prof. Mahmoud
Ayyoub berusaha mempromosikan beasiswa bagi para calon mahasiswa yang akan
masuk progam kajian islam di Temple University.
Selain
di Temple University, studi Islam di Amerika Serikat juga terdapat di Chicago
University. Di universitas ini ada guru besar asal Pakistan, yakni Prof. Fazlur
Rahman yang sangat dikenal karena kefasihannya dalam menjelaskan tentang Islam.[4]
Telah banyak mahasiswa asal Indonesia yang melanjutkan studi Islam di
universitas ini. Di antaranya Nurcholish Madjid (Pendiri Universitas
Paramadina), Ahmad Syafi’I Ma’arif (mantan Ketua Umum PP Muhmmadiyah pasca Amin
Rais) dan Mulyadi Kertanegara (Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta).
Karena
terbukannya beasiswa untuk studi di Amerika Serikat, banyak mahasiswa asal
Indonesia yang telah lulus tes TOEFL dapat mengikuti studi di sana, termasuk di
Chicago University.[5]
Di Chicago University, studi Islam lebih menekankan pada pemikiran Islam,
bahasa Arab, naskah klasik dan bahasa-bahasa Islam non-Arab. Secara organisatoris,
studi Islam di Chicago Unversity berada di bawah Pusat Studi Timur Tengah,
Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Timur.Kemudian dengan mengikuti langkah-langkah
yang dilakukan Chicago University ini, maka berdirilah universitas-universitas
lain di Amerika Serikat yang membuka progam studi Islam, salah satunya
adalah University of California Los
Angeles (UCLA).
Di
University of California Los Angeles (UCLA), studi Islam dibagi ke dalam empat
komponen antara lain sebagai berikut:
a)
Doktrin
dan sejarah Islam.
Studi
Islam di University of California Los Angeles (UCLA) memasukan doktrin dan
sejarah Islam dalam pembelajaran.Di mana pada pembelajaran tentang doktrin dan
sejarah Islam ini memuat sejarah dan pemikiran Islam.
b)
Bahasa
Arab.
Di
dalam pembelajaran bahasa Arab di University of California Los Angeles (UCLA)
juga memasukan teks-teks klasik mengenai sejarah, hukum, dan lain-lain.
c)
Bahasa
non-Arab yang muslim.
Kajian
Islam di University of Calfornia Los Angeles (UCLA) juga membahas dan mengkaji bahasa-bahasa
non-Arab yang negaranya mayoritas muslim, seperti Turki, Urdu, Persia,dan
sebagainya.
d)
Ilmu-ilmu
sosial, sejarah, bahasa Arab, bahasa-bahasa Islam, sosiologi, dan semacamnya.
Ilmu-ilmu
sosial, sejarah, bahasa Arab, bahasa-bahasa Islam, sosiologi juga masuk dalam
kajian studi Islam di Universitas California (UCLA).
Selain
komponen-komponen di atas, pembelajaran di UCLA mewajibkan penguasaan secara
pasif satu atau dua bahasa Eropa.
2.
Kanada
Di
Kanada, tujuan dari studi tentang Islam adalah untuk menekuni kajian budaya dan
peradaban Islam dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai dengan masa kontemporer,
memahami ajaran Islam dan masyarakat muslim di seluruh dunia, dan mempelajari
bahasa-bahasa muslim non-Arab seperti Bahasa Persia, Urdu, dan Turki.[6]
Pusat
studi Islam di Kanada dimulai dari McGill University dengan tokoh utamanya
Wilfred Cantwell Smith. Latar belakang studi keislaman yang dilakukan Wifred
Cantwell Smith adalah munculnya banyak konflik yang ditimbulkan oleh isu agama.
Adanya banyak konflik yang timbul dikarenakan isu agama telah mengguggah
Wilfred Cantwell Smith untuk membuka kajian keislaman agar para sarjana di
negara-negara barat mengetahui secara benar tentang Islam sekaligus mengurangi
adanya kesalahpahaman di antara mereka.
Pada
perkembangannya, kajian keislaman yang dilakukan Wilfred Cantwell Smith
berkembang menjadi sebuah departemen yang menjadi bagian dari McGill
University. Bahkan dalam rangka memperbanyak hasil-hasil penelitian tentang
Islam ini, departemen ini mengundang para peneliti, profesor-profesor, atau
guru-guru besar dari berbagai universitas. Toshihiko Izutsu, seorang profesor
dari Jepang pernah mengajar di The Development Of Islamic Studies in Canada.
Dari Indonesia yang pernah menjadi tenaga pengajar di The Development Of
Islamic Studies in Canada ini adalah Prof. Dr. Nurcholish Madjid (alm) dan
Prof. A. Syafi’I Ma’arif.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di
atas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan studi Islam di Barat, khususnya di negara Inggris, Belanda, Amerika
Serikat, dan Kanada telah masuk ke perguruan tinggi. Di Inggris, tepatnya di
Kota London, studi Islam digabungkan
dalam School of Oriental and African Studies, yakni fakultas mengenai
studi ketimuran dan Afrika yang mempelajari berbagai jurusan bahasa dan
kebudayaan di Asia dan Afrika. Di Belanda, studi Islam cukup intens dikaji di
Leiden University. Dalam melakukan studi Islam, Leiden University bekerja sama
dengan instansi-instansi lain, salah satunya dengan Departemen Agama Republik
Indonesia yang dinamai dengan Indonesian-Nederlands Cooperations in Islamic
Studies (INIS). Dari kerja sama INIS ini telah melahirkan
hasil-hasil penelitian Islam di Indonesia. Bahkan, banyak para dosen dari
Belanda dikirim untuk mengajar di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia.
Di Amerika Serikat,
studi Islam lebih menekankan pada studi sejarah Islam, bahasa-bahasa Islam
selain Arab, sastra dan ilmu-ilmu sosial yang berada di Pusat Studi Timur
Tengah atau Timur Dekat. Di Amerika Serikat yang mempelajari studi Islam adalah
Temple University, Chicago University, dan University of Calfornia Los Angeles
(UCLA). Di Kanada studi Islam bertujuan untuk menekuni kajian budaya dan
peradaban Islam dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai dengan masa kontemporer,
memahami ajaran Islam dan masyarakat muslim di seluruh dunia, dan mempelajari
bahasa-bahasa muslim non-Arab seperti Bahasa Persia, Urdu, dan Turki. Salah
satu universitas yang mengkaji studi Islam di Kanada adalah McGill University.
DAFTAR
PUSTAKA
Sahrodi, Jamali. 2008. Metodologi Studi Islam. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Mudzar, Atho. 1998. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan
Praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prastowo, Andi. 2013. Handout Mata Kuliah : Pengantar Studi
Islam. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
[1]Atho Mudzar, Pendekatan
Studi Islam dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)
hlm. 25.
[2]Manuskrip
adalah naskah tulisan tangan yang
menjadi kajian filologi: masih tersimpan di museum dan belum pernah diselidiki.
[3]Atho Mudzar, Pendekatan
Studi Islam dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)
hlm. 25.
[4]Jamali Sahrodi,
Metodologi Studi Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008) hlm. 174.
[5]Jamali Sahrodi,
Metodologi Studi Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008) hlm. 174.
[6]Atho Mudzar, Pendekatan
Studi Islam dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)
hlm. 25.
[7]Jamali Sahrodi,
Metodologi Studi Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008) hlm. 172.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar