MAKKIYYAH-MADANIYYAH
DALAM ULUMUL QUR’AN
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Al-Qur’an dan Al-Hadist
Dosen Pengampu: H. Jauhar Hatta, S.
Ag, M. Ag
Disusunoleh :
KelompokV
Alfian Huda NIM:
14480092
Farhatun NIM: 14480108
Wahyu Handoko NIM:
14480113
Heni Musbarokah NIM: 14480121
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Makkiyah
dan Madaniyah dalam Ulumul Qur’an” sebagai tugas mata kuliah Al-Qur’an dan
Al-Hadist.
Pada kesempatan ini,
kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Jauhar Hatta, S.Ag, M.Ag. selaku dosen
pengampu pada mata kuliah Al-Qur’an dan Al-Hadist yang telah memberikan bimbingan
kepada kami, sehingga makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya.
Melalui makalah ini,
kami berusaha memaparkan ilmu dalam mempelajari sejarah Al-Qur’an, di mana pembahasan
pada makalah ini lebih menekankan pada tahap-tahap Al-Qur’an diturunkan,
khususnya pembahasan pada kota atau tempat Al-Qur’an diturunkan yaitu di Makkah
dan di Madinah yang pada akhirnya muncul istilah Makkiyah dan Madaniyah.
Tentu pemahaman tentang Makkiyah dan Madaniyah dalam Ulumul
Qur’an, menjadi penting untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut. Oleh sebab itu
kami berharap makalah ini bisa bermanfaat khusunya dalam memahami tentang Makkiyah
dan Madaniyah dalam Ulumul Qur’an.
Sebagai penyusun makalah
ini, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari yang
diharapkan. Oleh karena itu, kami selaku penyusun senantiasa meminta kritik dan
saran yang membangun, agar kami bisa memperbaiki penulisan kami yang
selanjutnya.
Yogyakarta, 25 September 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mempelajari Al-Qur’an merupakan hal wajib bagi umat Islam. Dalam kita
mempelajari tentang Al-Qur’an tentu tidak akan terlepas dari mempelajari sejarah
ilmu Al-Qur’an itu sendiri. Pengetahuan tentang sejarah ilmu Al-Quran tentu juga
akan mencakup pembahasan mengenai tahap-tahap Al-Qur’an itu diturunkan. Dalam kita
mempelajari tentang tahap-tahap Al-Qur’an diturunkan, tentu akan membuat kita mengenal
istilah “makiyyah” dan “madaniyyah”.
Istilah makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an menjadi penting untuk
kita pelajari. Karena dengan mengetahui tentang makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul
Qur’an, maka secara tidak langsung kita dapat memperdalam ilmu tentang
Al-Qur’an khusunya pada tahapan-tahapan Al-Qur’an diturunkan.
Oleh sebab itu, pada pembahasan makalah ini, kita akan membahas tentang
makkiyah dan madaniyah, mulai dari pengertian hingga manfaat yang kita dapatkan
bila kita memahami lebih jauh tentang makkiyah dan madaniyah.
B.
RumusanMasalah
Rumusan masalah yang dibahas pada penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Apakah
yang dimaksud dengan makkiyah dan madaniyyah dalam ulumul qur’an?
2.
Apa manfaat
mengetahui tentang ilmu makiyyah dan madaniyyah?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan ilmu makkiyyah dan madaniyyah
dalam Ulumul Qur’an.
2.
Menjelaskan manfaat mengetahui makiyyah dan
madaniyyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
1.
Pengertian
Makkiyah
Makkiyah artinya adalah keseluruhan
surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Makkah.[1] Yakni
pada masa Nabi Muhammad SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan
13 hari, dari 17 Ramadhan tahun 41 dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari
Milad Nabi Muhammad SAW.
2.
Pengertian
Madaniyyah
Madaniyah artinya semua surat-surat
dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota
Madinah. Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat
yang turun ketikaNabi Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah,
yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad
Nabi Muhammad SAW sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10
Hiiriyah.
B.
Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah
1.
Ciri-ciri
Makkiyah
a)
Ciri-ciri
khusus surat Makkiyah
·
Mengandung
ayat-ayat Sadjah atau sajadah.[2]
·
Terdapat
lafal: kalla.[3]
·
Di
dalam surat-surat Makkiyah terdapat seruan dengan kalimat“ya-ayyuhannaasu”
yang artinya : ”wahai manusia”
·
Menceritakan
kisah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah.
·
Menceritakan
kisah Nabi Adam danIblis, kecuali dalam surat Al-Baqarah.
b)
Ciri-ciri
umum surat Makkiyah (aghlabiyah)
·
Ayat-ayatnya
pendek dan surat-suratnya pendek-pendek.
·
Lafal
kuat dan keras.
·
Mengandung
seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari kiamat, dan menggamabarkan keadaan surga
dan neraka.
·
Menyeru
manusia berperilaku mulia dan berjalan lapang di atas jalan kebaikan.
·
Mencela
amal orang musyrik, yakni bertumpahan darah, memakan harta anak yatim, dan mengubur
anak perempuan hidup-hidup.
2.
Ciri-ciri
Madaniyah
a)
Ciri-ciri
khusus surat Madaniyah
·
Menjelaskan
tentang hukuman-hukuman tindak pidana, fara-id, hak-hak perdata, peraturan yang
bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan.
·
Menceritakan
tentang orang-orang munafik terkecuali Q.S. Al-Ankabut yang diturunkan di
Makkah.
·
Kebanyakan
firman Allah dalam surat-surat Madaniyah dimulai dengan lafal; “Yaayyuhalladziinaamanuu”
yang artinya “wahai orang-orang yang beriman”.[4]
b)
Ciri-ciri
umum surat Madaniyah
·
Surat-suratnya
panjang-panjang, sebagaian ayat-ayatnya panjang-panjang, serta jelas menerangkan
hukum dengan memakai uslub yang terang.
·
Menjelaskan
keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukan kepada hakikat-hakikat keagamaan.
C.
Surat-surat Makkiyah dan Madaniyah
1.
Surat-surat
Makkiyah menurut tertib turunnya
Berikut ini adalah surat-surat Makiyyah menurut tertib turunnya berdasarkan keterangan sebagian ulama.
1) Al- ‘Alaq 44)
Maryam
2) Al-Qalam 45)
Thaha
3) Al- Muzammil 46)
Al-Waqi’ah
4) Al-Muddatsir 47)
Asy-Syura
5) Al- Fatihah 48)
An-Naml
6) Al- Masad (Al- Lahab) 49)
Al-Qashash
7) At-Takwir 50)
Al-Isra’
8) Al-A’la 51)
Yunus
9) Al-Lail 52)
Hud
10) AL- fajr 53)
Yusuf
11) Ad-Dhuha 54)
Al-Hijr
12) Al-Insyirah 55)
Al-An’am
13) Al-Ashr 56)
Ash-Shaffat
14) Al-Adiyat 57)
Luqman
15) Al-Kautsar 58)
Az-Zumar
16) At-Takatsur 59)
Saba
17) Al- Ma’un 60)
Ghafir
18) Al- Kafirun 61)
Fushshilat
19) Al-Fil 62)
Asy-Syura
20) Al-Falaq 63)
Az-Zukhruf
21) An-Nas 64)
Ad-Dukhan
22) Al- Ikhlas 65)
Al-Jatsiah
23) An-Najm 66)
Al-Ahqaf
24) Abasa 67)
Al-Dzariyat
25) Al-Qadar 68)
Al-Ghasyiah
26) Asy-Syamsu 69)
Al-Khaf
27) Al-Buruj 70)
An-Nahl
28) At-Tin 71)
Nuh
29) Al-Quraisy 72)
Ibrahim
30) Al-Qari’ah 73)
Al-Anbiya’
31) Al-Qiyamah 74)
Al-Mukminun
32) Al-Humazah 75)
As-Sajdah
33) Al-Mursalat 76)
Ath-Thur
34) Qaf 77)
Al-Mulk
35) Al-Balad 78)
Al-Haqqah
36) Ath-Thariq 79)
Al- Ma’arij
37) Al-Qamar 80)
An-Naba
38) Shad 81)
An-Nazi’at
39) Al-A’raf 82)
Al- Infithar
40) Al-Jin 83)
Al-Insyiqaq
41) Yasin 84)
Ar-Rum
42) Al-Furqan 85)
Al-Ankabut
43) Fatir 86)
Al- Muthaffifin
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa surat Al-Muthaffifin (Tathfif) itulah surat yang terakhir turun di Makkah.[5]
Menurut Al-Khudhary, selain surat-surat yang telah tersebut di atas, ada juga surat-surat yang termasuk dalam
golongan Makiyyah, di antaranya:
87) Az-Zalzalah 90) Al-Insan
88) Ar-Ra’d 91) Al-Bayyinah
89) Ar-Rahman
Surat-surat yang lima buah tersebut ada sebagian
ulama memasukannya ke dalam bagian Madaniyyah.
2.
Surat-surat Madaniyah menurut tertib turunnya ialah:
1) Al-Baqarah 13) Al-Munafiqun
2) Al- Anfal 14)
Al-Mujadalah
3) Ali-Imran 15)
Al-Hujurat
4) Al-Ahzab 16)
At-Tahrim
5) Al- Mumtahanah 17)
At-Taghabun
6) An-Nisa 18)
Ash-Shaf
7) Al-Hadid 19)
Al-Jumua’ah
8) Al- Qital( Muhammad) 20) Al-Fat-hu
9) Ath-Thalaq 21) Al-Ma’idah
10) Al- Hasyr 22)
At-Taubah
11) An-Nur 23)
An-Nashr
12) Al-Haj
Menurut
pendapat sebagian ahli tafsir, menetapkan bahwa surat-surat yang turun di
Madinah sejumlah dua puluh delapan , di antara 23 surat di atas ditambah dengan 5 surat di bawah ini :
1) Az –Zalzalah
2) Ar-Ra”d
3) Ar-Rahman
4) Al-Insan
5) Al-Bayyinah
Ibnu Hashshar dalam kitab An-Nasikh wa
al-mansukh mengatakan bahwa surat yang disepakati turunnya di Madinah sejumlah 20 surat yaitu :
1) Al-Baqarah
2) Ali-Imran
3) An-Nisa
4) Al-Maidah
5) An-Anfal
6) At-Taubah
7) An-Nur
8) Al-Ahzab
9) Muhammad
10) Al-Fat-Hu
11) Al-Hujarat
12) Al-Hadid
13) Al Mujadalah
14) Al-Hasyr
15) Al-Mumtahanah
16) Al-Jum”ah
17) Al-Munafiqun
18) Ath-Thalaq
19) At-Tahrim
20) An-Nashr
Surat-surat yang diperselisihkan sejumlah 11 surat
yaitu :
1) Al-Fatihah
2) Ar-Ra’du
3) Ar-Rahman
4) Ash-Shaf
5) At-Taghabun
6) At-Tathfif
7)
Al-qadar
8)
Al bayyinah
9)
Az-Zalzalah
10) Al-Ikhlas
11) (Al-Mu’auwidzatani)
Al- Falaq An-Nas
Selain dari ayat tersebut , disepakati
turunnya di Makkah yaitu sejumlah 82 surat.
D.
Manfaat Mengetahui Ayat Makkiyah dan Madaniyah
1.
Kita
dapat membedakan mana ayat Nasikh dan ayat Mansukh.[6]
2.
Mengetahui
pensyairatkan hukum dan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur.
3.
Mempermudah
dalam menafsirkan Al-Qur’an dan memahami pengertiannya.
4.
Mempermudah
dalam menghayati ayat-ayat Al-Qur’an dan menirunya dalam menyampaikan dakwah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Makkiyah adalah keseluruhan surat-surat
dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Makkah, yakni pada masa Nabi Muhammad
SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17
Ramadhantahun 41 dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari Milad Nabi
Muhammad SAW.
Sementara Madaniyah adalah semua surat-surat
dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota
Madinah. Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat
yang turun ketika Nabi Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah,
yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad
Nabi Muhammad SAW sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10
Hiiriyah.
Banyak
manfaat bila kita mengetahui ayat makkiyah dan madaniyah. Di antaranya kita dapat membedakan mana ayat Nasikh dan ayat Mansukh,
mengetahui pensyairatkan hukum dan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur,
mempermudah dalam menafsirkan Al-Qur’an dan memahami pengertiannya, serta mempermudah
dalam menghayati ayat-ayat Al-Qur’an dan menirunya dalam menyampaikan dakwah.
DAFTAR
PUSTAKA
Masyhur, Kahar. 1992. Pokok-Pokok Ulumul Qur’an. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Ilmu-Ilmu Al Qur’an.
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Sejarah dan PengantarIlmu
Al-Qur’an dan Tafsir. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
[2]Ayat sadjah atau sajadah adalah
ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an yang bila dibaca disunahkan bagi yang
membaca dan mendengar untuk melakukan sujud tilawah.
[3]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,
Ilmu-Ilmu Al Qur’an, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 80.
[4]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,
Sejarah dan Pengantar Al Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2002), hlm. 48.
[5]T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,
Sejarah dan Pengantar Al Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2002), hlm. 46.
[6]Pengertian
nasikh-mansukh berasal dari kata nasakh. Secara istilah diartikan sebagai
proses penghapusan atau pembatalan hukum syar’i yang telah ada untuk kemudian
digantikan dengan hukum syar’i yang datang kemudian.
assalamualaikum. kak izin. boleh gak. materi ini saya copy. untuk tugas.
BalasHapus